Dibalik layar film fiksimini – Diam
Karya @vianANT
One run shoot adalah konsep teknis awal yang kami usung dalam film fiksimini kami kali ini yang berjudul “Diam”. Jadi dalam sepanjang film berdurasi 4 menit ini hanya ada satu shoot gambar dari
rec-in sampai
cut. Ini pengalaman pertama kami memproduksi film
one run shot seperti ini. Dan untuk desain produksinya-pun kami belajar hanya berdasar logika dari hasil analisis kami terhadap film-film dengan konsep serupa yang sudah terlebuh dahulu diproduksi.
Dalam total 10 hari proses produksi kami kali ini, takaran dalam tiap-tiap pembabagan proses produksi agaknya menjadi kurang seimbang. Karena memang film ini sangat menghabiskan waktu lebih banyak untuk proses pra produski ketimbang produksi dan pasca produksinya. Sudah barang tentu, karena film ini hanya terdiri dari satu shoot saja, dan kami semua yang terlibat diproduksi ini harus ekstra konsentrasi untuk menjadikan satu shoot ini sempurna. Kesalahan sedikit saja di tengah atau bahkan di akhir shoot, kami harus mengulangnya dari awal. Oleh karena itu untuk persiapannya kami sangat hati-hati dan teliti agar hasil yang didapat sesuai dengan harapan kami.
Ini adalah film fiksimini kami yang kedua, setelah yang pertama adalah film fiksimini berjudul “Ternyata Masih Cinta”. Dan dibanding film kami yang pertama, waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi film ini jauh lebih banyak. Tak hanya itu, untuk jumlah tim yang terlibat, peralatan, anggaran, dan beberapa unsur produksi lainya juga jauh lebih banyak jika dibanding film sebelumnya.
Selain
one run shot, inovasi untuk film fiksimini kami kali ini adalah menggabungkan filmini dan lagumini kedalam sebuah karya audio visual yang saling mendukung. Dan juga filmini dan lagumini ini juga berasal dari satu fiksimini yang sama yaitu:
@vianANT: DIAM. Mereka berdua hanya membisu saling tatap. Namun dilantai, bayangan mereka sudah saling akrab. @fiksimini
Untuk sektor film penggarapannya disutradarai oleh penulis sendiri, @vianANT. Sedangkan untuk lagumini dan sound director diserahkan kepada @AndilaRizky dan @FajarWR. Tergabung dalam fiksiminiers_Solo kamipun menggandeng beberapa
production house di Solo untuk mendukung terwujudnya film ini. Dan rekan-rekan yang terlibat adalah Biru Music studio, DEVAvideography, Garasi Indie, Asa Studio, dan KineKlub FISIP UNS.
PRA PRODUKSI
Tahapan ini dimulai dengan pengujian terhadap fiksimini yang akan diproduksi bahwa memang bisa direalisasikan menjadi disebuah film fiksimini. Setelah dianggap layak produksi, astrada @adeemas mulai melakukan seleksi pemain dalam film ini. Karakter yang dicari adalah pribadi yang bisa berubah karakter fisik dengan mudah dan cepat. Alhasil dipilihlah @galafauzi sebagai pemeran laki-laki dan @odiliafristy (yang juga salah satu pemeran film pertama kami) sebagai pemeran wanitanya.
Tahapan selanjudnya kami lakukan malamnya. Kami berkumpul di coffee shop ber-empat untuk melakukan pematangan konsep produksi yang kemudian disusul dengan perencanaan alur and timing adegan. Setelah semua konsep dasar dan alur mulai dipahami dengan matang, kami mulai menghubungi @AndilaRizky untuk mendiskusikan masalah lagumini untuk film ini.
PRODUKSI LAGUMINI
Untuk lagumini, @AndilaRisky mengajak @FajarWR untuk memproduksi lagu tersebut. Seluruh konsep lagu mulai ilustrasi musik sampai liriknya diproduksi hanya dalam waktu satu hari satu malam karena kami mengejar lagu tersebut harus segera selesai untuk kami jadikan sebagai
guide kami melakukan latihan dan tata letak pemain dan kamera. Keseluruhan materi lagu diprduksi di Biru Music Studio.
READING DAN BLOCKING
Ini adalah salah satu bagian berat dalam persiapan produksi ini. Karena untuk
blocking kami harus sangat detail dan tepat sesuai dengan waktu yang telah tersusun dalam lagu. Lagumini ini nantinya akan seolah-olah dinyanyikan secara
live di dalam salah satu adegan film, oleh karena itu kami pun harus sangat tepat dan akurat dalam
blocking agar waktunya pun tepat ketika audio dan visual kami padukan di pasca produksi.
Selain itu
acting dari sang artis dalam film ini cukup berat. Mereka harus mampu berubah-ubah karekter dengan cepat dan tepat. Maka dari itu dalam tahapan
reading kamipun sangat serius untuk mendalami peran tersebut. Ditambah lagi dalam produksi ini sutradara nantinya akan merangkap sebagai cameraman, jadi untuk urusan
acting semua digodog waktu
reading dan ketika produksi semua di pasrahkan kepada sang artis.
LATIHAN
Ya tepat! Kunci dari
one rune shoot adalah latihan. Semakin banyak latihan maka akan semakin mudah nantinya proses produksi ini. Semakin tepat
timing tiap adegan, semakin lihai para pemain dan juga kru dalam menjalankan tugasnya masing-masing. Dalam kelesuruhan proses pra produksi film ini, kami hanya sempat melakukan latihan 3kali sebelum hari-H produksi, karena mengingat kesibukan kami masing-masing. Dan bahkan dari tiga kali latihan tersebut kami hanya berhasil membuat 1kali hasil latihan yang full seperti yang kami harapkan. Sungguh membuat hati tak tenang ketika mejelang hari produksi. Kami hanya mempunyai kesempatan 5jam untuk produksi (keterbatasan sewa jenset dan lokasi) padahal dari 10 jam waktu latihan sebelumnya kami hanya berhasil membuat 1 shot rangkaian adegan penuh. Dan masih ditambah lagi kami pun belum pernah mencoba melakukan latihan dengan menggunakan musik
guide seperti yang kami rencanakan sebelumnya.
PRODUKSI ( video BTS bisa dilihat di http://www.youtube.com/watch?v=i-bXboPXT4Y )
Dan tibalah hari paling mendebarkan. Yah, tahapan produksi. Kami memulainya dari pagi mulai dari mencari kru tambahan, figuran, dan property. Setelah itu kami masi disibukkan dengan pengangkutan property berupa piano yang cukup menyita tenaga kami sebelum shooting. Seluruh kru dan pemain seharusnya sudah di lokasi sejak pukul 5 sore, namun perencanaan tersebut gagal dikarenakan hujan deras di wilayah solo waktu itu. Begitu juga jenset yang gagal datang tepat waktu dikarenakan alasan yang sama. Jadwal yang seharusnya kami mulai pukul 18.30WIB, baru dapat terealisasikan pukul 20.00WIB. Situasi ini membuat adrenalin para pemain dan kru semakin tertantang.
Kami melakukan take sebanyak 6kali dan hanya 2kali yang berhasil. Dari 2 shoot yang berhasil selesai sampai akhir, kemudian dipilih 1 shoot terbaik. “Dan inilah 4menit terlama dalam hidupku”, keluh lega salah seorang kru kami.
SOUND RECORDING
Hasil draft video dan lagumini digabungkan, kami jadikan video
guide untuk tahapan selanjutnya, yaitu merekam suara. Suara yang kami rekam ada dua, yaitu suara monolog dan audio
dubbing. Teknik
dubbing kami lakukan karena terdapat kesalahan teknis dalam rekaman suara yang membuat semua audio waktu produksi tidak bisa terekam dengan bersih. Yang bertanggung jawab dalam tahapan ini (rekam monolog dan
dubbing) adalah
sound director @AndilaRisky yang sudah cukup professional dalam bidang rekam-merekam suara dan dia sendiri memang sudah berpengalaman sebagai
soundman tetap di Biru Music Studio.
EDITING FINAL
Setelah semua materi mentah siap diolah, sampailah kami pada tahapan final. Merangkai semua bahan menjadi satu kesatuan. Kami menggunakan
Adobe Premiere Pro Cs 3 untuk
composting dan
Red Giant Magig Bullet Looks untuk
coloring video hasil jadinya. Hambatan paling berat memang ketidak sesuaian audio rekaman lagumini dengan
timing adegan video. Jadi mau tak mau untuk kesempurnaan, @AndilaRizky memutuskan untuk kembali mengolah ulang audio lagumini agar sesuai dengan videonya.
Demikian catatan produksi dari kami. Sungguh memang nampak terlihat rumit produksi ini, namun entah kenapa kami mulai kecanduan. Kecanduan dengan tantangannya, kecanduan dengan pengalamannya, kecanduan dengan kebersamaanya, dan yang jelas kecanduan untuk terus berkarya. Karena candu itu yang mebuat kami menikmati proses produksi ini dan sungguh membuat produksi ini begitu kami rindukan masa-masanya. Jadi tunggu saja film fiksimini kami yang ketiga. Salam.